Diriwayatkan dari Jarir bin Abdillah al-Bajalli bahwa seorang laki-laki
dari golongan Anshor datang kepada Rasulullah SAW membawa sejumlah emas
yang memenuhi dua telapak tangannya. Ia berkata, “Emas ini aku
sedekahkan fi sabilillah.” Lalu, Abu Bakar RA berdiri dan memberikan
sedekah, kemudian disusul Umar RA. Tak lama, orang-orang Muhajirin
berdiri dan semua bersedekah.
Rasulullah SAW tersenyum sehingga
tampak kecerahan di wajahnya dan kedua pipinya. “Barang siapa yang
membuat sunah (kebiasaan), baik dalam Islam, kemudian diikuti oleh
orang-orang setelahnya, maka baginya pahala orang-orang yang
mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang membuat
sunah kejahatan dalam Islam dan ditiru setelahnya, maka akan mendapat
dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR
al-Hakim, Musnad as-Shohabah dalam Kutub Tis’ah, juz 39, hlm 108).
Laki-laki
Anshor dalam hadis di atas dianggap sebagai pembuka pintu kebajikan
karena mendorong para sahabat lain untuk bersedekah. Sebaliknya, kalau
ada orang yang memberikan contoh kejahatan, dia akan menerima semua dosa
orang-orang yang mengikutinya.
“Kami menuliskan apa yang telah
mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS
Yasiin: 12 dan an-Nahl: 25).
Qabil adalah orang pertama yang
mencontohkan pembunuhan di dunia. Karenanya, semua dosa pembunuhan yang
dilakukan orang lain yang menirunya sampai hari kiamat akan dipikulkan
atas Qabil.
Kebajikan memiliki banyak gudang sebagaimana
kejahatan memiliki gudang-gudang. Di antara gudang kebajikan adalah
yayasan pendidikan Islam, ormas yang memperjuangkan Islam, dan pemimpin
Islami.
Bila seorang pemimpin mencontohkan kebajikan atau
menyuruh rakyatnya untuk melakukan kesalehan, dia adalah kunci pembuka
kebajikan yang akan mendapatkan pahala kesalehan semua orang yang
mengikutinya. Betapa besar pahala para pemimpin bila saleh dan adil.
Tapi
sebaliknya, bila pemimpin seperti Firaun yang mencegah orang mengikuti
Nabi Musa AS apalagi mengaku sebagai Tuhan, akan ditimpakan atasnya
semua dosa yang tersesat karenanya.
“Sesungguhnya di antara
manusia ada yang menjadi kunci pembuka pintu kebajikan dan menjadi
penutup pintu kejahatan. Dan di antara mereka ada yang menjadi kunci
pintu kejahatan dan penutup pintu kebajikan. Berbahagialah orang yang
dijadikan Allah sebagai pembuka kebajikan dan celakalah orang yang
menjadi pembuka pintu kejahatan.” (HR Ibnu majah).
Lembaga
pendidikan Islam yang mengader generasi Muslim kafah adalah gudang
kebajikan karena di dalamnya terdapat guru-guru yang mengajar agama,
anak santri, dan pegawai yang bekerja ikhlas. Semua orang yang terlibat
dalam mengurusi lembaga seperti ini dianggap sebagai pembuka pintu
kebajikan.
Semoga kita menjadi kunci pembuka gudang kebajikan dalam semua situasi dan kondisi. Aamiin.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Prof Dr Achmad Satori Ismail
Kamis, 24 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar