Allah SWT telah menyiapkan segala kebutuhan manusia; bahkan semua
kebutuhan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk kecuali telah Allah
siapkan dan Allah sediakan apa yang menjadi keperluan dan kebutuhan
hidupnya. Yang diperlukan adalah upaya dan usaha untuk menjemput rezeki
tersebut dengan cara yang Dia gariskan. Dalam hal ini Allah telah
menggariskan sejumlah pintu bagi manusia untuk memperoleh rezeki yang
halal dan berkah.
Seorang Muslim tidak boleh berdiam diri,
berpangku tangan, dan ongkang-ongkang kaki. Tidak boleh dengan alasan
ingin fokus beribadah ia malas bekerja dan mencari nafkah untuk
keluarganya. Tidak boleh pula dengan alasan tawakal ia hanya berdiam
diri menunggu datangnya rezeki.
Allah menjamin rezeki makhluk;
apalagi rezeki manusia. Hanya saja, Allah juga telah mewajibkan manusia
untuk bekerja dan berupaya memburunya. Meminta-minta dan mengemis kepada
orang, sementara diri masih kuat dan mampu bekerja adalah aib yang
sangat dicela dalam agama. Sebaliknya, siapa yang mau bekerja dan
mempergunakan potensi yang Allah berikan padanya, ia akan mendapat
apresiasi di sisi-Nya.
“Siapa yang mencari nafkah halal guna
menjaga dirinya dari meminta-minta, guna memenuhi kebutuhan keluarga,
serta guna berbagi dengan tetangga, maka ia datang pada hari kiamat
dengan wajah laksana bulan di malam purnama.” (HR Thabrani).
Nabi
Muhammad SAW juga mengajarkan kepada siapa pun yang ingin menunjukkan
tawakalnya kepada Allah dengan melihat pada burung yang terbang berusaha
untuk mendapatkan rezeki-Nya. “Andaikan kalian bertawakal kepada Allah
secara benar, tentu Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana
Dia memberikan rezeki kepada burung. Burung pergi (terbang) di waktu
pagi dalam kondisi perut kosong dan kembali dengan perut yang kenyang.”
(HR Tirmidzi).
Beriman dan bertakwa kepada Allah dengan
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. “Andaikan penduduk
negeri beriman dan bertakwa, tentu Kami bukakan untuk mereka pintu-pintu
keberkahan dari langit dan bumi.” (QS al-A’raf: 96). Allah juga
befirman dalam QS ath-Thalaq: 3.
Selanjutnya beristighfar. Cara
yang mudah, namun membutuhkan keyakinan dan keimanan yang kuat adalah
beristighfar dan meminta ampunan-Nya. “Maka, aku katakan kepada mereka,
‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.
Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dia akan
membanyakkan harta dan anak-anakmu. Serta Dia akan menghadirkan untukmu
kebun-kebun dan sungai-sungai.” (QS Nuh: 10-12).
Kemudian,
memperbanyak sedekah. Bersedekah tidak akan mengurangi harta, sebaliknya
ia akan bertambah. Karena, yang demikian itu akan menjaga dan memancing
turunnya rezeki Allah. “Tidak berkurang harta karena sedekah.” (HR
Tirmidzi).
Berikutnya adalah bersilaturahim. “Siapa yang ingin
dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan (diberkahi) usianya, hendaknya
menyambung tali silaturahim.” (HR Muslim). Dan yang terakhir adalah
memperbanyak doa kepada Allah. Doa adalah senjata orang beriman. Manusia
adalah makhluk yang terbatas dan Allah yang memiliki kekuasaan
Mahaluas. Dengan berdoa maka itu menunjukkan kelemahan kita untuk
meminta pertolongan kepada Allah.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauzi Bahreisy
Kamis, 24 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar